Randevous in Daegu
Randevous
In Daegu
Dua
tahun lalu, selesai kuliah, aku ke
perpustakaan mencari buku referensi tugas dari dosen …Karena keasyikan di dalam
perpustakaan, saat keluar kondisi kampus sudah sepi dan
teman-teman yang aku kenal sudah tidak ada lagi. Maka tidak akan ada tumpangan
gratis ke tempat kos. Maklum sebagai mahasiswi perantauan apalagi dari negara
yang berbeda, aku belum banyak teman. Karena
aku di sini atas bea siswa juga. Sengaja aku memilih jalan kaki dari
pada naik taksi atau bis karena saat itu hari belum juga gelap.
Sewaktu berjalan di tepian danau, aku melihat
pantulan sinar matahari senja begitu indah menerpa air, warnanya yang
keperakkan seolah menuntunku untuk menikmati kebesaran-Nya. Aku memang selalu
suka dengan matahari saat senja, aku merasakan kedamaian yang begitu dalam.
Perlahan aku mencoba menuruni lereng danau karena aku ingin menikmati sunset
lebih dekat, agar bisa mengabadikan momen itu. Karena
keasyikan menikmati alam, aku tidak melihat lubang dalam di depanku. Dan tanpa ampun
kaki ini terperosok ke dalam, reflek aku menjerit. Di samping kaget, aku juga
kesakitan luar biasa. Dan, kamu yang datang pertama kali menolongku. Karena saat
itu kamu juga sedang di tepi telaga menunggu umpan pancing yang belum disentuh ikan.
Semenjak pertemuan itu kita selalu bersama kemana saja. Menjelajahi Korea dari
gunung, pantai, hutan bahkan sekedar jalan-jalan di Pasar Daong Daemun menikmati semangkuk Kimchi. Tapi,
kenangan terbanyak di tempat ini. Tempat kita duduk
menikmati senja sambil merancang cita-cita masa depan.
Aku
terus berjalan di tepian danau, menyisir kenangan dua tahun bersamamu.
Di atas batu besar di tepian telaga ini, masih jelas guratan
nama kita terukir. Padahal, kau menguratnya satu tahun
lalu. Katamu saat itu, biar ada yang membaca
nama kita kalau ada yang ke tempat ini. Ah, sebuah perkataan yang
sederhana. Dan ternyata memang, satu tahun lebih tulisan itu masih dengan jelas
terbaca. Ternyata air hujan yang turun belum mampu mengikir guratan itu. Pun
tidak ada seorang pun juga yang ingin menghapusnya. Sama seperti hati ini yang
tidak pernah akan menghapus namamu, meski tidak
bisa bertemu lagi.
Hari
ini aku lulus kuliah, itu juga berkat jasamu yang begitu telaten memberi semangat agar aku segera menyelesaikan kuliah. Supaya bisa segera kembali ke Indonesia bersama-sama untuk mewujudkan impian kita. Tapi, aku harus menghadapi kenyataan pahit, ternyata impian kita tidak akan pernah terwujud. Tadi malam sewaktu mau menjemputku untuk merayakan kelulusan, mobilmu mengalami kecelakaan.
Tanpa terasa buliran bening mengalir di pipi mengenang tentangmu. Seharusnya
saat ini kita tengah berada dalam kereta menuju bandara Incheon, kemudian
beberapa jam selajutnya duduk di pesawat menuju negara tercinta. Setelah itu, kamu
akan mengantarku pulang untuk bertemu orang tuaku. Mengingat itu aku semakin tergugu dan terduduk dibawah batu besar. Impian itu tidak akan pernah terwujud, karena Allah Swt telah memilih yang terbaik untuk kita.
Untuk yang berulang tahun
tanggal 14 Agustus, “Selamat ulang tahun, semoga apa yang kamu harapkan
tercapai.”
Posting Komentar untuk "Randevous in Daegu"
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar. Insya Allah saya akan berkunjung balik. Bila berkenan bisa saling follow aku media sosial saya yang lain.