Mengenal Filosofi Jawa
Pengertian filosofi secara umum adalah ilmu yang mempelajari hakikat kebenaran tentang segala sesuatu. Filosofi ini bisa ditemui tidak hanya dalam dunia pendidikan, namun juga bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kemajemukan bangsa Indonesia membuat setiap daerah mempunyai filosofi kehidupan sendiri termasuk daerah Jawa. Filosofi jawa biasa dikenal dengan unen-unen atau pepatah jawa.
Filosofi Jawa itu sebenarnya sangat fleksibel dan bisa diterapkan setiap masa. Namun, banyak generasi jawa yang tidak mengetahui arti dan makna unen-unen jawa tersebut. Mereka memandang bahwa unen-unen jawa yang telah diciptakan para leluhur itu ketinggalan jaman atau kuno. Sehingga muncul istilah "orang jawa nanging ora njawani" yang artinya orang jawa tetapi sudah hilang sifat kejawaannya.
Sebagai orang jawa asli, saya pribadi prihatin melihat gernerasi penerus yang kadang acuh terhadap ajaran leluhur orang jawa. Bahkan terkadang kepribadian mereka jauh dari kepribadian orang jawa. Padahal kalau kita mau sedikit memahami dan menerapkan beberapa unen-unen jawa itu baik untuk kehidupan kita.
Lebih parah lagi pelajaran bahasa jawa disekolah terkadang menjadi momok yang menakutkan bagi siswa yang sekolah di jawa tentunya. Padahal bahasa Jawa merupakan bahasa keseharian saat mereka di rumah. Bahkan saat ada yang menyebutkan sebuah unen-unen jawa terhadap generasi muda, mereka menjawabnya "apa iku" arti apa itu. Yang menunjukkan generasi muda jawa tidak mengetahui unen-unen tersebut. Kalau sudah begini para orang tua mungkin hanya bisa mengelus dada saja.
Karena makin banyak yang tidak tahu tentang filosofi jawa itulah maka di blog saya ciptakan label tentang filosofi jawa. Yang nantinya akan menulis tentang filosofi-filosofi orang jawa yang sering kita dengar. Supaya unen-unen jawa tidak hilang. Dan banyak generasi muda yang mengerti tentang arti dan makna dari filosofi jawa tersebut. Syukur-syukur bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sifat orang jawa dengan adat ketimurannya tetap bisa dilestarikan.
Ini ada satu filosofi jawa yang sudah saya tulis Ajine raga saka busana, ajine diri saka lathi
Masih banyak filosofi jawa yang sering kita dengar seperti andep anshor, bibit bebet bobot, memayu hayuning bawana dan banyak unen-unen jawa yang lain. Ke depan saya ingin mengupas satu upersatu tentang unen-unen tersebut, beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
#D1
#onedayonepost
#odopbatch5
Filosofi Jawa itu sebenarnya sangat fleksibel dan bisa diterapkan setiap masa. Namun, banyak generasi jawa yang tidak mengetahui arti dan makna unen-unen jawa tersebut. Mereka memandang bahwa unen-unen jawa yang telah diciptakan para leluhur itu ketinggalan jaman atau kuno. Sehingga muncul istilah "orang jawa nanging ora njawani" yang artinya orang jawa tetapi sudah hilang sifat kejawaannya.
Sebagai orang jawa asli, saya pribadi prihatin melihat gernerasi penerus yang kadang acuh terhadap ajaran leluhur orang jawa. Bahkan terkadang kepribadian mereka jauh dari kepribadian orang jawa. Padahal kalau kita mau sedikit memahami dan menerapkan beberapa unen-unen jawa itu baik untuk kehidupan kita.
Lebih parah lagi pelajaran bahasa jawa disekolah terkadang menjadi momok yang menakutkan bagi siswa yang sekolah di jawa tentunya. Padahal bahasa Jawa merupakan bahasa keseharian saat mereka di rumah. Bahkan saat ada yang menyebutkan sebuah unen-unen jawa terhadap generasi muda, mereka menjawabnya "apa iku" arti apa itu. Yang menunjukkan generasi muda jawa tidak mengetahui unen-unen tersebut. Kalau sudah begini para orang tua mungkin hanya bisa mengelus dada saja.
Karena makin banyak yang tidak tahu tentang filosofi jawa itulah maka di blog saya ciptakan label tentang filosofi jawa. Yang nantinya akan menulis tentang filosofi-filosofi orang jawa yang sering kita dengar. Supaya unen-unen jawa tidak hilang. Dan banyak generasi muda yang mengerti tentang arti dan makna dari filosofi jawa tersebut. Syukur-syukur bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sifat orang jawa dengan adat ketimurannya tetap bisa dilestarikan.
Ini ada satu filosofi jawa yang sudah saya tulis Ajine raga saka busana, ajine diri saka lathi
Masih banyak filosofi jawa yang sering kita dengar seperti andep anshor, bibit bebet bobot, memayu hayuning bawana dan banyak unen-unen jawa yang lain. Ke depan saya ingin mengupas satu upersatu tentang unen-unen tersebut, beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
#D1
#onedayonepost
#odopbatch5
Alhamdulillah masih bisa membaca tulisan tentang filosofi Jawa. Termasuk dari mbak Elin. Ditunggu postingan selanjutnya ya ^^
BalasHapusFollow saya juga ya ^^
HapusBukannya kita sudah saling follow...:)
HapusMakasih Mbak Nova...:)
Hapus