Masa Tuamu Ingin Seperti apa?
Masa Tuamu Ingin Seperti Apa? merupakan sebuah judul postingan Bang Saptu(panggilan akrab Saptuari) di Grup facebook Belajar Wirausaha Bersama Saptuari. Postingan ini mendapat like 6,3k dan dishare 3,5k.
Apa yang menarik dari postingan tersebut, sehingga mendapatkan like dan share sebanyak itu. Di postingan tersebut Bang Saptu bercerita tentang seorang kakek berumur 93 tahun yang membagikan 100-300 nasi bungkus setiap hari Jum'at. Dan, ini sudah dijalani selama 30 tahun.
Kakek Asrori namanya, seorang kakek dari Gayamsari, Semarang yang setiap Jumat dengan sepedanya membagikan nasi bugkus kepada setiap orang yang ditemuinya di jalan. Dan yang memukau lagi, uang untuk membuat nasi bungkus tersebut berasal dari uang gaji beliau mengajar mengaji di mushola dan uang titipan dermawan.
Saat Kakek Asrori ditanya rahasia awet muda, beliau menjawab kunci awet muda ada 3 yaitu pertama rajin membaca Al-Quran. Kedua menjalin silahturahmi dan jangan mempunyai musuh. Yang ketiga rajin sedekah.
Postingan tersebut tentu saja begitu menohok saya, dan mungkin ribuan anggota grup tersebut. Bawasannya di usia yang lanjut Kakek Asrori begitu semangat untuk bisa berbagi dengan orang lain. Bukannya duduk santai menikmati masa tua. Sementara saya dan ribuan anggota grup lainnya, yang masih memiliki tenaga hanya sibuk mengurusi dunia. Dengan amalan yang belum seberapa.
Padahal kematian itu hal yang pasti. Sementara tua belum tentu. Tetapi bolehlah kita sedikit berharap, kelak masa tua kita ingin seperti apa. Dan, saat jasad kita sudah tidak ada orang mengenal kita sebagai apa.
Pastinya setiap orang menginginkan masa tuanya bahagia bersama anak cucunya. Dan, dikenal sebagai orang baik oleh orang laini. Tentu tidak ada yang bercita-cita menjadi terkenal karena ketidakbaikannya. Misalnya si A pencuri, si B yang suka miras. Serta sebutan yang tidak baik lainya.
Begitu pun saya, sangat berharap dikenal sebagai orang baik. Dengan dikenalnya kita sebagai orang baik tentu akan membawa kebaikan bagi kita pribadi. Sementara, jika kita dikenal sebagai orang tidak baik, yang akan menerima akibatnya bukan hanya kita. Tetapi anak cucu kita juga akan menerima akibatnya. Mereka akan terbiasa dipanggil sebagai anak si A, anak si B yang begini dan begitu.
Akibat panggilan dengan nama orang tuanya yang tidak baik tersebut. Tentu akan membuat malu anak tersebut. Lambat-laun akan mempengaruhi mental mereka dan bisa berakibat tidak baik bagi perkembangan mereka di masa depan.
Bisa saja anak tersebut menjadi minder dalam pergaulan. Atau mungkin lebih parah akan membenci orang tuanya. Padahal doa anak soleh itu akan membantu kita para orang tua kelak di akhirat.
Selagi masih ada waktu dan kesempatan, saat ini kita masih bisa memilih masa tua kita seperti apa. Karena hal itulah yang akan dikenal orang.
Kakek Asrori namanya, seorang kakek dari Gayamsari, Semarang yang setiap Jumat dengan sepedanya membagikan nasi bugkus kepada setiap orang yang ditemuinya di jalan. Dan yang memukau lagi, uang untuk membuat nasi bungkus tersebut berasal dari uang gaji beliau mengajar mengaji di mushola dan uang titipan dermawan.
Saat Kakek Asrori ditanya rahasia awet muda, beliau menjawab kunci awet muda ada 3 yaitu pertama rajin membaca Al-Quran. Kedua menjalin silahturahmi dan jangan mempunyai musuh. Yang ketiga rajin sedekah.
Postingan tersebut tentu saja begitu menohok saya, dan mungkin ribuan anggota grup tersebut. Bawasannya di usia yang lanjut Kakek Asrori begitu semangat untuk bisa berbagi dengan orang lain. Bukannya duduk santai menikmati masa tua. Sementara saya dan ribuan anggota grup lainnya, yang masih memiliki tenaga hanya sibuk mengurusi dunia. Dengan amalan yang belum seberapa.
Padahal kematian itu hal yang pasti. Sementara tua belum tentu. Tetapi bolehlah kita sedikit berharap, kelak masa tua kita ingin seperti apa. Dan, saat jasad kita sudah tidak ada orang mengenal kita sebagai apa.
Pastinya setiap orang menginginkan masa tuanya bahagia bersama anak cucunya. Dan, dikenal sebagai orang baik oleh orang laini. Tentu tidak ada yang bercita-cita menjadi terkenal karena ketidakbaikannya. Misalnya si A pencuri, si B yang suka miras. Serta sebutan yang tidak baik lainya.
Begitu pun saya, sangat berharap dikenal sebagai orang baik. Dengan dikenalnya kita sebagai orang baik tentu akan membawa kebaikan bagi kita pribadi. Sementara, jika kita dikenal sebagai orang tidak baik, yang akan menerima akibatnya bukan hanya kita. Tetapi anak cucu kita juga akan menerima akibatnya. Mereka akan terbiasa dipanggil sebagai anak si A, anak si B yang begini dan begitu.
Akibat panggilan dengan nama orang tuanya yang tidak baik tersebut. Tentu akan membuat malu anak tersebut. Lambat-laun akan mempengaruhi mental mereka dan bisa berakibat tidak baik bagi perkembangan mereka di masa depan.
Bisa saja anak tersebut menjadi minder dalam pergaulan. Atau mungkin lebih parah akan membenci orang tuanya. Padahal doa anak soleh itu akan membantu kita para orang tua kelak di akhirat.
Selagi masih ada waktu dan kesempatan, saat ini kita masih bisa memilih masa tua kita seperti apa. Karena hal itulah yang akan dikenal orang.
Karena saat kita tiada, yang tertinggal hanya amal, ya mbak Elin
BalasHapussemangat berbagi yang luar biasa.....
BalasHapusWaduh.. mantap bener kek! Jadi inspirasi buat kita kaum milenial yang mayoritas bodo amat sama yang namanya "berbagi"..
BalasHapusjadi termotivasi setelah baca artikel ini tentang kisah pak asrori. sehari-harinya aja mungkin kurang tapi beliau masih bisa sedekah. Yuk lah kita sama-sama berbuat baik dan tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.
BalasHapusSangat menginspirasi banget ini. Semoga setiap detik usia ini bernilai manfaat bagi diri, keluarga, dan orang lain.
BalasHapusSangat pantas jadi contoh teladan semangat dan kebaikan hati kakek Asrori ..
BalasHapusMasa tuaku nanti, jika Tuhan memberikan jalan, inginnya aku diberi kesehatan dan kekuatan fisik untuk banyak aktif membantu kegiatan sosial.