Membuka Usaha Jamur Crispy di Masa Pandemi Corona
Membuka Usaha jamur crispy di masa pandemi Corona "Usaha atau bisnis itu dijalankan bukan dipertanyakan atau dipikirkan" kata Bob Sadino.
Namun, bagaimana membuka usaha di masa pandemi Corona saat ini. Di mana hampir seluruh sektor usaha terkena dampaknya, bahkan tidak sedikit yang gulung tikar. Apakah tetap membuka usaha ataukah menunggu hingga pandemi berakhir. Keputusan yang sulit karena semua pasti ada keuntungan dan kerugiannya.
Baca juga 6 Olahan lezat berbahan dasar Jamur
Baca juga 6 Olahan lezat berbahan dasar Jamur
Sebenarnya sudah cukup lama saya ingin membuka usaha Jamur Crispy. Namun, untuk memulainya selalu saya madu mundur cantik, dengan berbagai macam alasan. Karena tidak ada waktu, takut tidak laku atau terjual, bagaimana penjualannya serta ketakutan-ketakutan lain yang membayangi.
Selain ketakutan diatas, saya juga mempunyai alasan ingin segera membuka usaha Jamur Crispy yaitu:
1. Untuk meningkatkan nilai jual Jamur Tiram
Harga jamur tiram segar relatif stabil dalam segala situasi, cenderung naik di bulan puasa, yaitu sekitar 12-15 ribu perkilo. Sementara etelah kita olah menjadi Jamur Crispy harga akan berubah menjadi 65-75 ribu perkilo.
Baca juga Peluang usaha Jamur Crispy serenyah rasanya
Baca juga Peluang usaha Jamur Crispy serenyah rasanya
2. Solusi ketika pengepul jamur tiram libur
Ada masa-masa tertentu di mana pengepul jamur tiram libur. Karena pasar tutup dan kebutuhan Jamur segar menurun. Padahal jamur tetap tumbuh dan harus dipanen. Biasanya kebutuhan jamur tiram turun pada saat hari raya idul fitri dan idul adha karena kalah pesona dengan ketupat serta daging kurban.Banyak pembudidaya terpaksa menurunkan harga jual supaya jamur tetap laku. Dengan membuka usaha Jamur Crispy saya tidak perlu lagi kebingungan memasarkan jamur, karena bisa langsung diolah menjadi olahan dengan harga jual lebih tingi dan tahan lama.
Awal April lalu saya coba-coba bertanya kepada seorang teman yang sudah sukses usaha Jamur Crispy. Kemudian mencoba mempraktekkan resep yang dia gunakan. Alhamdulillah berhasil setelah beberapa kali mencobanya. Karena dahulu saya pernah mencoba membuat sendiri, namun hasilnya tidak bisa menutupi biaya produksi. Istilahnya tidak untuk jika dijual dengan harga standart jamur crispy.
Tanpa menunggu lama, saya pun akhirnya pesan spinner yaitu alat untuk meniriskan minyak untuk berbagai jenis kripik. Supaya kandungan minyak dalam kripik berkurang dan daya simpannya lebih lama. Dan, akhirnya pertengahan bulan puasa atau awal Mei Jamur Crispy sudah siap di pasarkan.
Setalh produk tersedia. Maka, saatnya memasarkan produk itu ke konsumen. Dalam memasarkan produk saya memang perlahan tidak langsung dalam jumlah besar. Karena, saya sadar ini produk baru di lingkungan saya. Jadi, sambil memperbaiki produk berdasarkan komentar konsumen. Untuk pemasaran produk saya memnggunakan beberapa langkah, yaitu:
1. Menitipkan di toko sekitar tempat tinggal
Mengenalkan produk baru itu gampang susah. Berhubung saya tinggal di desa saya menitipkan Jamur Crispy di toko yang ramai dengan pengunjung. Untuk kemasan saya buat yang ekonomis. Supaya orang tidak takut membelinya. Sementara untuk kemasan besar dibuat berdasarkan pesanan saja.
2. Memasarkan lewat media online
Pemasaran menggunakan media online memmungkin kita bisa memasakan produk lebih luas jangkauannya. Saya memasarkan melalui facebook dengan bergabung pada beberapa gruop jual beli di sekitar tempat tinggal
Bagaimana hasil pemasaran Jamur Crispy setalah 2 minggu?
Produk baru dan membuka usaha saat pendemi Corona itu memang membutukan kesabaran dalam memasarkannya. Namun, respon positif dari konsumen yang sudah memcicipi Jamur Crispy membuat saya semangat. Perlahan namun pasti setiap saat selalu saja ada yang beli ke rumah. Selain yang dititikan di toko selalu habis terjual. Dan, alhamdulillah sudah mengirim 20 kg ke Jakarta.dan langsung ludes. Permintaan pun terus berlangjut sampai saat ini. Insya Allah juga ada penawaran untuk menyuplai pusat oleh-oleh di Cibubur, Bogor dalam waktu dekat ini.
Di masa Pandemi ini memang semua serba sulit. Tetapi, tidak seharusnya menghentikan kreatifitas kita, bahkan mengeluhkan keadaan yang terjadi saat ini. Orang jawa bilang "yen gelem obah bakale oleh upah, yen gelem polah bakale mamah" artinya Jika kita mau bergerak pasti kita akan dapat gaji atau rejeki, jika kita mau bergerak pasti kita bisa makan. Bukankah setiap mahkluk Allah itu sudah dijamin rizkinya. Tinggal kita sebagai salah satu mahkluk ciptaan Allah berusaha mencarinya. Yakinlah rencana Allah itu jauh lebih indah.
Baarakallahu fiik Mba, semoga sukses 😍
BalasHapusAamiin. Terima kasih mbak..😊😊
HapusLumayan juga ya harga jamur crispy 70 ribu per kilogram, kalo jamur tiram memang biasanya aku beli 15 ribu per kilogram.
BalasHapusAlhamdulillah sekarang usaha jamur crispy nya makin ramai, jangan takut untuk memulai usaha mbak, tapi memang harus lihat situasi juga sih.😊
Minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin ya mbak elin. Mohon dimaafkan segala salah selama ini dalam ngeblog 🙏
Rata-rata harga jamur crispy perkilo memang 70 ribu. Karena penambahan barang dan pengolahannya.
HapusSelamat hari raya idul fitri. Sama-sama mohon maaf lahir dan batin juga🙏🙏
Inspiratif mbak. Sukses selalu
BalasHapusTerima kasih mbak
Hapus