Pilih Kuliah di PTN Jalur Mandiri atau PTS, yuk simak!
Bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur seleksi tentu merupakan kebanggaan bagi mahasiswa itu sendirirdan keluarganya. Tetapi, bagaimana jika tidak lolos seleksi? Pilih kuliah di PTN melalui jalur mandiri atau ke PTS saja?
Seperti yang kita ketahui kalau saat ini PTN menerapkan beberapa jalur dalam penerimaan mahasiswa baru. Seperti melalui jalur seleksi atau ujian, jalur prestasi, bidikmisi, mandiri dan jalur lainnya (kurang paham saya yang lainnya ini apa saja. Kebetulan saya pernah membaca di medsos, kalau ada anak yang diterima di PTN karena si anak dulunya pernah menjadi ketua osis=aktivis sekolah)
Apa itu Jalur Mandiri di PTN
Jalur Mandiri PTN adalah jalur penerimaan mahasiswa baru di sebuah PTN yang dikelola sendiri oleh universitas terkait. Biasanya jalur mandiri PTN ini diadakan setelah diadakan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Jadi, bagi mereka yang tidak lolos SBMPTN dan masih mempunyai keinginan untuk kuliah di PTN pilihannya bisa mencoba menggunakan jalur ini. Adanya jalur ini tentu saja ada kelemahan dan kelebihannya.
Menurut saya jalur mandiri ini sebenarnya sudah ada semenjak dulu. Istilahnya dulu beli kursi atau lewat belakang. Dan, ini ada bukan hanya di perkulihan tetapi semenjak sekolah menengah. Kalau dulu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, hanya pihak sekolah dan keluarga murid saja. Namun, saat ini dibuka bahkan mendapatkan porsi tertentu dalam meneriaan murid maupun mahasiswa baru. Bagi saya sih tidak masalah karena pihak sekolah atau universitas juga membutuhkan dana untuk pengembangan sekolah. Pilih sekolah negeri atau swasta tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan matang sebelumnya.
Kelebihan Jalur Mandiri PTN
1. Mendapatan hak yang sama dalam layanan pembelajaran serta layanan fasilitas sarana dan prasarana.
2. Tidak ada keterangan atau pembeda antara mahasiswa yang diterima melalui jalur tes atau mandiri.
3. Berhak mengajukan berbagai beasiswa yang disediakan pihak kampus ataupun dari luar sama seperti mahasiswa melalui jalur seleksi.
4. Pada ijazah kelulusan tidak ada keterangan kalau mahasiswa tersebut kuliah melalui jalur mandiri.
Kekurangan Jalur Mandiri PTN
1. Terdapat uang pangkal yang lumayan besar tergantung dari jurusan yang diambil.
2. Uang kuliah tunggal (UKT) nya lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dari jalur reguler.
Menurut beberapa pendapat yang pernah saya baca, kuliah di PTN melalui jalur mandiri itu diibaratkan Kuliah negeri rasa swasta. Karena kuliahnya di PTN tetapi biayanya seperti kuliah di swasta bahkan ada yang lebih besar.
Pemilihan tentang kuliah di mana ini pernah saya alami 2 tahun lalu. Saat anak saya akan masuk di perrguruan tinggi. Sebelumnya, semenjak dia kelas 12, saya sudah bertanya tentang ke mana nanti setelah lulus sekolah. Kemudian, saya memberitahu kalau ingin kuliah di luar kota (saya tinggal di Madiun, Jatim dan PTN pilihan ada di Solo dan Malang) harus bisa masuk PTN melalui jalur reguler. Jika, tidak lolos seleksi lebih baik kuliah di Perguruan Tinggi Swasta saja di daerah.
Alasan Saya Menyarankan Tidak Pilih Jalur Mandiri
Pada akhirnya anak saya tidak lolos SBMPTN. Setelah pengumuman saya bertanya lagi bagaimana rencana kuliahnya. Dia sempat tertarik untuk mengikuti jalur Mandiri. Kemudian saya coba jelaskan kembali segala sesuatunya supaya anak saya mengerti tentang situasi dan kondisi ke depannya. Seingat saya waktu itu uang pangkal minimal sekitar 40 juta dan UKT diatas 7 juta untuk jurusan yang diambil.
Saya iya kan kalau kamu memang berminat melalui jalur Mandiri, tetapi karena biayanya nanti cukup besar. Selepas kuliah harus cari kerja dan tidak boleh minta modal usaha lagi. Untuk biaya kuliah pun saya batasi sampai tahun kelima. Kalau ditahun tersebut belum lulus harus berusaha mencari biaya sendiri. Hal ini, saya lakukan supaya dia fokus terhadap kuliahnya.
Kemudian saya beri saran, kalau lebih baik kuliah di daerah saja, nanti uang pangkalnya bisa digunakan untuk belajar buka usaha. Waktu itu dalam pikiran saya belum tahu akan usaha apa. Oh ya kebetulan anak saya menguasai mesin dan elektronika. Karena semenjak masih SMP sudah sering membantu kakak saya di bengkel sepeda montor.
Oh ya kemampuan akademisi anak saya biasa saja, masih masuk 50 besar di kelasnya. Meskipun dia kreatif dan sudah bisa memperbaiki dan mengatasi kendala pada mesin sepeda motor, tetapi pada kenyataannya nilainya untuk bidang eksakta lumayan rendah dibanding nilai non eksaktanya. Padahal, jurusan yang diambil untuk kuliah adalah teknik mesin yang tentu saja akan banyak berhubungan dengan ilmu eksakta. Dan, ini tentu yang membuat saya berpikir tentang kuliahnya nanti. Berapa lama dia bisa lulus nanti. Tahu sendiri kan kalau teman-teman satu angkatan banyak yang sudah lulus, maka mereka yang belum lulus cenderung malas untuk melanjutkan kuliah.
Kenapa saya menyarankan belajar usaha? Hal ini berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya saja. Banyak anak-anak di daerah saya yang kuliah di PTN entah melalui jalur reguler maupun mandiri setelah lulus kuliah banyak yang bingung mencari kerja. Ke sana kemari membawa surat lamaran kerja. terkadang bekerja pun hasilnya hanya cukup untuk membeli bensin saja. Dan, pada akhirnya kebanyakan dari mereka kembali ke kampung dan memulai usaha semampunya.
Melihat hal tersebut, sebagai orang tua tentunya saya kuwatir dong. Bagaimana nanti kalau anak saya mengalami hal yang sama. Terus terang untuk koneksi dan privilege, saya tidak luas, cenderung tidak punya. Saya memang mengajarkan untuk berusaha sendiri semaksimal mungkin, jika memang tidak mampu baru minta tolong. Belum lagi pertanyaan dari saudara dan tetangga tentang di mana sekarang, kerja apa dan berbagai pertanyaan umum lainnya pada mereka yang sudah lulus kuliah.
Hal tersebutlah yang membuat saya menyarankan untuk kuliah sambil belajar usaha saja. Harapan saya waktu itu adalah saat dia lulus kuliah sudah mempunyai penghasilan sendiri meskipun kecil. Kalaupun nanti saat lulus kuliah memutuskan untuk kerja di tempat lain tidak apa-apa. Dengan sudah memiliki usaha saat lulus, dia tidak akan terburu-buru untuk mendpatkan pekerjaan yang diinginkan. Karena sudah memiliki penghasilan.
Berawal dari mengupload hasil settingan karburator motor dengan tambahan jarum suntik sepeda motornya di media sosial. Settingan ini mampu membuat kecepatan sepeda motor maksimal tetapi tetap irit bensin. Respon mereka yang menyukai dunia racing sangat bagus.
Berawal dari satu dua pesanan yang masuk, lama kelamaan orderan yang masuk semakin banyak. Jadi, usaha anak saya ini jual karburator baru+setting dengan penambahan jarum suntik buatannya sendiri disesuiakan dengan kapasitas mesin yang diinginkan. Juga menerima jasa servis karburator, tetapi ini dibuka kalau longgar saja, itu pun harus antri sesuai nomer antrian.
Pelanggannya dari mana saja? Pelanggannya adalah mereka yang menyukai dunia racing dari seluruh Indonesia. Dari mulai ujung Sumatera sampai Papua sudah ada yang pernah pesan.
Alhamdulillah saat ini usahanya sudah cukup berkembang. Orderan yang masuk melalui salah satu marketplace setiap harinya di atas 50 belum yang melalui Wa dan yang langsung datang ke rumah. Omzetnya pun sudah cukup besar di atas 50 juta perbulan. Untuk menyelesaikan pesanan tersebut, dia sudah merekrut dua temannya untuk membantu.
Sebagai orang tua tentu saja saya sangat senang melihat perkembangan usahanya tersebut. Dari hobi bisa menghasilkan cuan. Senangnya lagi untuk kebutuhan sehari-hari, dia sudah menggunakan uangnya sendiri. Dan, semenjak semester tiga, emaknya hanya membayar UKT nya saja. Jadi, untuk teman-teman yang sudah atau pun masih calon orang tua hati-hati dalam berucap kepada anak. Ucapkan yang baik-baik saja terhadap anak-anak kita. Karena ucapan itu adalah doa.
Itu tadi teman-teman tulisan singkat tentang Pilih Kuliah di PTN Jalur Mandiri atau PTS. Tentu setiap pilihan disesuaikan dengan kondisi anak dan orang tua masing-masing. Semoga bermanfaat tulisan singkat ini.
Posting Komentar untuk "Pilih Kuliah di PTN Jalur Mandiri atau PTS, yuk simak!"
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar. Insya Allah saya akan berkunjung balik. Bila berkenan bisa saling follow aku media sosial saya yang lain.