Menulis Membantu Meningkatkan Kesehatan Mental Perempuan
Menulis bisa membantu menjaga Kesehatan Mental Perempuan. Memang bisa? Apa hubungan menulis dengan Kesehatan mental perempuan. Yuk, cari tahu bersama-sama!
Baru-baru ini tengah viral di media sosial tentang dua orang mahasiswi di Semarang yang bunuh diri yang meninggalkan surat wasiat untuk orang-orang di sekitarnya.
Ada lagi kasus di Jawa Barat, di mana seorang Ibu tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri bersama kakek dan paman korban.
Yups, semua aksi itu dilakukan oleh perempuan yang katanya mempunyai jiwa lemah lembut, penyayang. Tetapi, pada kenyataannya, banyak perempuan di luar sana yang kondisi mentalnya tidak baik-baik saja. Sehingga, mereka mampu melakukan perbuatan di luar perkiraan banyak orang.
Saya pun dulu semasa belum menikah sewaktu naik sepeda montor sering kali berpikir yang tidak-tidak. Seperti ingin mengakhiri hidup, padahal masalah yang dihadapi hanya sekedar berselisih dengan teman lelaki atau keluarga.
Belum lagi, saat awal-awal menikah. Di mana sebelum saya menikah mempunyai penghasilan sendiri. Begitu menikah hanya mengandalkan penghasilan dari suami yang tidak seberapa banyak yang hanya cukup untuk membeli susu anak. Saya merasa kecewa saat itu, ternyata menikah itu menyakitkan dan tak seindah bayangan sebelumnya. Saya harus menahan semua keinginan ini dan itu demi bisa tercukupi kebutuhan keluarga.
Beruntung saya memiliki keluarga yang selalu mensupport, baik dari keluarga suami, maupun keluarga saya sendiri. Support secara mental dan finansial tersebut sangat membantu saya melewati semua ujian dalam hidup. Sehingga, kondisi saya dan keluarga semakin lama semakin membaik lebih hingga saat ini.
Bayangkan jika saat itu tidak ada keluarga yang mau mensupport saya, mungkin tidak ada saya saat ini yang bisa menulis dan mempunyai blog. Ya, keluargaku segalanya bagiku, thank a lot to my family.
Sementara di luar sana, banyak perempuan yang tidak mempunyai tempat untuk mengadu, tempat untuk sekedar mengeluarkan segala keluh kesah mereka. Sehingga banyak kejadian-kejadian yang tidak diharapkan terjadi pada perempuan. Hal itu disebabkan oleh rendahnya kesehatan mental perempuan. Sehingga, saat menghadapi masalah, mereka mengambil jalan pintas untuk menyelesaikannya.
Pengertian Kesehatan mental
Kesehatan mental atau Kesehatan jiwa (menurut Wikipedia) adalah keadaan individu Sejahtera menyadari potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya.
Sementara itu pengertian kesehatan mental yang baik menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah kondisi ketika batin berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan individu untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Perempuan rentan mengalami gangguan kesehatan mental
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Homewood United Kingdom, mengatakan bahwa 47% wanita cenderung lebih tinggi mengalami gangguan mental dari pada llaki-laki.
Hal ini juga dibenarkan oleh pakar Psikologi UNAIR Dr. Ike Hardiana, M.Psi yang mengatakan bahwa perempuan lebih mudah terkena ganguan mental karena wanita lebih banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan mental. Mulai dari runah tangga, di mana perempuan lebih banyak mengurus rumah tangga, seperti anak, suami serta kebutuhan keluarga lainnya, yang seolah tidak ada habisnya, namun sering kali tidak dihargai.
Belum lagi pandangan masyarakat tentang tugas perempuan yang harus mengurus anak dan keluarga lebih banyak dibanding laki-laki. Hal ini menambah beban mental para perempuan. Kenapa hanya perempuan yang harus dominan mengurus keluarga. Bukankah mengurus keluarga tanggung jawab bersama suami.
Pentingnya Kesehatan mental bagi perempuan
Kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jika, fisik sakit, mental masih sehat. Tetapi, saat mental yang sakit, maka akan sakit pula fisiknya.
Wanita adalah jantung nya rumah tangga. Bayangkan jika jantung itu sakit, maka akan sakit seluruh isi rumah. Rumah yang tadinya bersih dan rapi akan berantakkan jika perempuan sakit. Begitu juga dengan anak-anak yang tidak terurus dan masalah lain yang timbul jika perempuan sakit mentalnya.
Untuk itulah perlu kerjasama berbagai pihak untuk menjaga mental perempuan tetap sehat. Yaitu, dari orang-orang yang berada di sekitar perempuan tersebut.
Cara menjaga Kesehatan mental Perempuan
1. Cukup istirahat
Tidur yang cukup akan membuat fisik dan mental kita terjaga. Usahakan mempunyai jadwal rutin, jam berapa kita harus tidur dan jam berapa harus bangun.
Dengan membangun ritme tidur yang rutin akan membentuk signal yang positif dalam tubuh kita.
2. Makan dengan baik dan teratur
Makan dan minum secara teratur sangat baik untuk kesehatan mental. Seberat apapun masalah yang dihadapi, paksakan untuk makan dan minum.
Dengan makan dan minum akan membuat pikiran mengarah pada hal-hal positif.
3. Berani menetukan sikap untuk kebaikan diri sendiri
Terkadang kita tidak enak hati untuk menolak permintaan orang lain, namun itu tidak baik untuk kita. Misalkan dimintai tolong menjaga anak teman. Mau bilang tidak mau, tidak enak. Akhirnya terpaksa bersedia, meskipun sedang kurang enak badan.
Mulai sekarang, katakan tidak pada orang lain, jika kondisi kita memang tidak memungkinkan. Jangan sampai memaksakan diri untuk orang lain.
4. Me time
Meskipun sibuk, sempatkan sejenak untuk melakukan sesuatu yang disukai. Seperti berkebun, menulis, menonton, jalan-jalan atau kegiatan positif lainnya.
Menulis untuk menjaga Kesehatan Perempuan
Menurut penelitian, perempuan itu berbicara lebih dari 20.000 kata perhari. Jika, ada lawan bicara mungkin semua kata tersebut akan bisa dikeluarkan. Tetapi, terlalu banyak mengeluarkan kata-kata juga tidak baik karena bisa berujung pada ghibahin orang lain. Bicara sendiri, takut disangka orang tidak waras. Repot kan jadinya.
Lalu bagaimana jika kata-kata itu tidak terucapkan semua, yang ada segala kata itu hanya akan tersimpan di kepala. Jika tidak di salurkan akan mengganggu, bahkan berbahaya bagi kesehatan mental perempuan.
Salah satu cara menyalurkan kata-kata yang tidak terucap adalah dengan menulis. Dulu semenjak masih SMP, saya mempunyai diary, tempat mencurahkan segala perasaan. Jika ada sesuatu kejadian menarik, akan saya ceritakan di buku itu. Kegiatan itu cukup membantu saya, untuk mengungkapkan perasaan yang terpendam di hati. Sayang nya kegiatan menulis diary itu terhenti ketika saya menikah.
Setelah, sekian lama berhenti menulis diary, pada akhirnya saya kembali menulis. Yups, saya mulai belajar menulis cerpen hingga akhirnya memiliki blog. Tempat baru di mana saya mencurahkan apa yang ingin sampaikan pada orang lain.
Itu tadi salah satu manfaat menulis yang saya rasakan. Selain itu masih ada manfaat menulis untuk kesehatan mental perempuan yaitu:
1. Sarana berbicara pada diri sendiri
Berbicara tidak harus dengan orang lain. Tetapi, kita juga perlu berbicara pada diri sendiri. Hal ini untuk mengetahui siapa diri kita, apa yang sudah kita perbuat dan dapatkan dalam hidup.
Dengan berbicara pada diri sendiri, kita akan mengetahui kualitas sendiri.
2. Tempat mencurahkan segala perasaan
Tentu kita pernah merasa emosi terhadap seseorang, tetapi enggan untuk meluapkannya dengan berbagai alasan. Voba tuliskan segala perasaan tersebut lewat tulisan. Setelah menuliskan emosi tadi, rasakan beda. Yang pasti emosi kita sudah berkurang banyak.
Kalau hobi menulis cerpen, orang yang membuat emosi tadibbisa kita jadikan tokoh antagonis. Sehingga kita bebas meluapkan amarah pada tokoh tersebut melalui sebuah cerita.
3. Menambah rasa syukur
Pernah tidak merasa kalau kita ini orang paling merana dibandingkan dengan orang lain. Sudah sifat manusia kalau selalu memandang orang lain, sehingga melupakan apa yang dimiliki sendiri.
Cobalah untuk menulis tentang segala sesuatu yang pernah dicapai dalam hidup dari waktu ke waktu. Dari sana kita bisa melihat seberapa besar hasil yang sudah kita raih. Sehingga tumbuh rasa syukur melihat segala hal yang sudah dicapai.
Nah, itu tadi tulisan singkat tentang Menulis bisa membantu menjaga Kesehatan Mental Perempuan. Ayo, rangkul dan sediakan waktu untuk para perempuan di sekitar kita. Jangan sampai mereka merasa sendiri. Sehingga bisa mengakibat hal-hal negatif terjadi.
#YukNgeblogLagi
#NgeblogAsyikBarengKEB
Setuju banget kalo menulis bisa menjaga kesehatan mental, buatku sendiri seperti self healing lhoo. Apalagi emak-emak kan dmeen banget menyalurkan hobi 20.000 kata yak. Menulis bisa jadi salah satu wadahnhya. Aku juga nulis dari awalnya diary hahaha.
BalasHapusIya mbak, kadang kalau punya pikiran itu mau diucapkan itu selalu ragu dan tidak ada lawan bicaranya. Jadi, dengan menulis apa yang dipikiran bisa tersalurkan.
HapusNgalamin banget, kalo makan telat akhirnya jadi marah-marah. Begitu juga kalo habis begadang. Masalahnya telat makan dan kurang tidur ini juga karena ngerjain urusan kerja sambilan dan kerjaan rumah yang never ending. Asli abis menikah kesehatan mental butuh disehatkan :(
BalasHapusIya saat menikah beban pikiran bertambah banyak. Mulai dari keluarga sampai mertua. Jadi, kalau tidak bisa disalurkan beban pikirannya takutnya nanti mental yang terganggu.
Hapus