Resensi Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala
"KRETEK GADIS
Sekali isep, gadis yang Tuan impikan muncul di hadapan Tuan"
Film Gadis Kretek telah tayang dan menjadi topik perbincangan di berbagai media. Namun, saya lebih tertarik membaca novel Gadis Kretek daripada menonton. Karena menurut saya kalau membaca bisa mengetahui alur cerita secara mendetail daripada bentuk series yang biasanya diambil hanya dari sebagian alur saja, bahkan sering ditambahi adegan untuk membuat film menajadi lebih menarik.
Sebenarnya saya sudah cukup lama mengetahui tentang buku ini, tetapi keinginan untuk membaca buku ini belum juga timbul. Baru setelah muncul seriesnya, saya baru tertarik membaca. Padahal kalau niat membaca, dua hari juga sudah selesai membaca kok. Dulu, saya mengira Gadis Kretek itu berarti Gadis Jembatan. Karena saya membaca e dengan e, jadi kretek yang dalam bahasa jawa berarti jembatan. Kemudian baru saya baca ulang dan melihat sampul bukunya, baru membacanya huruf e dengan ē, dengan krētēk yang berarti rokok.
Tentang Buku
Judul : Gadis Kretek
Penulis : Ratih Kumala
Editor : Mira Yulistiani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 283
ISBN : 978-979-22-8141-5
Sinopsis Novel Gadis Kretek
Saat sekarat Soeraja mengingau memanggil nama Jeng Yah saat sedang tertidur. Anak-anaknya terkejut mengetahui itu. Romonya memanggil nama perempuan selain ibu mereka. Apalagi saat itu romo mereka dalam kondisi sakit yang parah. Anak-anak penasaran apa hubungan romo mereka dengan Jeng Yah, hingga nama itu terus disebut saat di ujung ajal.
Tegar, Malik dan Lebas merupakan tiga anak Soeraja berniat mencari sosok Jeng Yah untuk dipertemukan dengan ayahnya. Bagi mereka, ucapan seseorang yang sudah sekarat itu adalah permintaan terakhir sekaligus amanat. Meskipun, itu berarti harus berhadapan dengan amarah ibunya yang tidak menyukai perempuan itu disebutkan. Tetapi, demi sang romo, maka ketiga anak laki-laki tersebut berniat mencari Jeng Yah. Dan, itu berarti harus ke Kudus, tempat di mana pabrik Djagad Raya berasal.
"Aku yang memelihara dia sakit, perempuan itu yang dipanggil-panggil!"
halaman~1
Idroes Moeria menikah denga Roemaisa beberapa bulan sebelum masa penjajahan Belanda berakhir. Saat Roemaisa hamil, dia ditangkap oleh tentara Jepang dan dibawa ke Surabaya. Semenjak itu pula tidak ada kabar berita tentang Idroes.
Banyak orang yang mengira Idroes telah meninggal dunia. Djagad yang sudah lama memendam rasa terhadap Roemaisa menggunakan kesempatan tersebut untuk mendekati kembali isteri Idroes tersebut. Sayangnya niat tersebut tidak pernah berhasil karena Roemaisa menolak mentah-mentah kehadiran Djagad. Dan, selang dua tahun kemudian Idroes kembali pulang.
Kepulangan Idroes membawa kebahagian kepada Roemaisa. Mereka kembali membangun rumah tangga yang harmonis. Hingga beberapa tahun kemudian lahirlah seorang putri yang cantik, menggantikan anak pertama mereka yang keguguran. Bayi mungil itu diberi nama Dasiyah, tokoh utama dalam novel ini. Yang lebih dikenal dengan panggilan Jeng Yah.
Dasiyah tumbuh menjadi putri yang cantik dan juga pintar. Meskipun dia seorang perempuan, tetapi keterampilan nya dalam menilai dan membuat kretek tidak kalah dengan laki-laki. Dia bisa menilai tembakau mana yang baik dan tidak baik dari bau tembakau saja.
Berkat tangan Dasiyah juga tercipta saus khusus untuk rokok yang diproduksi oleh pabrik bapaknya. Saus itu berasal dari sari kretek yang menempel ditangan karena lama melinting kretek. Sari tersebut dikerok kemudian dicampurkan ke tembakau yang akan dilinting.
"Idroes Moeria biasa menyimpan sari-sari kretek yang ditetel dari tangannya. Kini, Dasiyah dan Rukayah juga meyimpan sari-sari kretek dari telapak tangan mereka. Dengan ditutup selembar kertas, sari kretek itu ditata, lalu diinjakkan di bawah poci yang panas. Ketika poci diangkat, Idroes Moeria mendapati sari kretek itu sudah gepeng dan berbentuk lembaran. Dengan gunting, dia akan akan memotong-motong lembar sari kretek itu."
halaman~130
Kretek lintingan Dasiyah sangat terkenal, hal ini membuat pabrik ayahnya pun berkembang cukup pesat. Lahirlah rokok dengan merek Kretek Gadis, kretek yang dilinting sendiri oleh Dasiyah, kemudian untuk merekatkan kertas pembungkusnya nya dijilat menggunakan ludah nya yang manis. Hal ini membuat cita rasa Kretek Gadis berbeda dengan rokok lainnya.
Kretek Gadis semakin lama semakin berkembang dan banyak digemari oleh banyak orang. Mereka yang pernah menghisap satu kali, bisa dipastikan akan tertarik menghisapnya kembali dan enggan untuk berpaling pada kretek yang lain.
Dasiyah pun banyak dikagumi banyak pemuda. Banyak yang ingin menyuntingnya. Namun, pilihan hatinya jatuh pada pemuda bernama Soeraja, seorang pemuda yatim piatu yang miskin, tetapi mempunyai kemauan kuat untuk berubah.
Pada awalnya Idroes tidak menyukai Soeraja, namun melihat ketekunan pemuda tersebut pada akhirnya lelaki tersebut merestui hubungan anaknya. Tanggal pernikahan mereka pun sudah ditetapkan.
Sayangnya kisah cinta mereka harus terenggut paksa karena kondisi politik saat itu. Soeraja harus melarikan diri karena dituduh terlibat organisasi terlarang. Dalam pelariannya, Soeraja tinggal dan bekerja di keluarga Purwanti. Di mana Purwanti sendiri merupakan anak sulung dari Djagad.
Karena kondisi politik yang tidak juga membaik, Soeraja tidak bisa menemui Roemaisa. Akhirnya Soeraja memilih menikah dengan Purwanti, anak sulung Djagad. Soeraja menerima pernikahan dengan Purwanti dengan satu syarat, dia bisa menjadi mitra di pabrik Djagad, bukan hanya sebagai pegawai biasa saja.
Meskipun sakit hati karena Soeraja memilih menikah dengan Purwanti, namun dia ikhlas demi keselamatan kekasihnya tersebut. Namun, ada satu hal yang paling menyakitkan bagi Dasiyah atas pernikahan itu, hingga dia memutuskan datang di pesta pernikahan kekasihnya itu. Karena terlampau marah dan sakit hati, Dasiyah melemparkan lampu petromak ke Soeraja dan mengenai dahi lelaki tersebut.
“Mencintai tak harus memiliki. Yang menyakitkan bukan tak bisa memiliki, namun kepergiannya juga membawa sebuah rahasia yang selama ini disimpan."
Penasaran dengan kenapa Dasiyah begitu sakit hati terhadap Soeraja, sehingga dia begitu kalap memukul lelaki tersebut. Silahkan baca novelnya atau tonton seriesnya.
Yang menarik dari Novel Gadis Kretek
Alur cerita sangat lengkap, mulai dari bagaimana Idroes Moeria memulai usaha kreteknya. Persaingan usaha dan asmara dengan Djagad sahabat masa kecilnya, hingga lahir Dasiyah, si Gadis Kretek. Kita tidak akan pernah bosan untuk terus membaca untuk mengetahui bagaimana cerita buku berakhir.
Dari Gadis Kretek, kita bisa mengetahui bagaimana proses rokok dibuat. Dari mulai pencampuran tembakau, proses pelintingan hingga rokok siap untuk dihisap.
Membaca novel ini serasa kita kembali membayangkan kehidupan di tahun 60-an, masa setelah kemerdekan dan banyak terjadi pemberontakan. Kehidupan yang sulit, namun banyak juga yang bisa bertahan bahkan bisa hidup sukses.
Hikmah yang bisa diambil
1. Cinta tak harus memiliki
Ungkapan cinta tak harus memiliki ini sesuai untuk Soeraja maupun Dasiyah. Soeraja memilih menikahi Purwanti, meskipun dia masih mencintai Dasiyah. Karena jika Soeraja memilih menikahi Dasiyah, kehidupan mereka tidak akan aman dan sukses, bahkan hingga anak cucu mereka nantinya. Hal ini disebabkan adanya stempel merah di Kartu Identitas Soeraja dan hanya Djagad yang bisa menghapusnya dengan uang yang dimiliki keluarga mertuanya tersebut.
2. Ketekunan dan usaha keras akan membuahkan hasil
Idroes Moeria dulu hanya sebagai buruh pelinting di pabrik, namun berkat kerja keras dan usahanya dalam memajukan usaha, dia mampu membesarkan pabriknya. Bahkan berkat bantuan Dasiyah, Kretek Gadis bisa disukai banyak orang.
3. Roda kehidupan itu berputar
Tak selamanya kita berada di bawah atau di atas. Akan ada masanya kita berada di atas dan di bawah. Idroes Moeria dulunya hanya buruh pabrik, namun berkat kerja kerasnya dia mampu memiliki pabrik kretek sendiri. Namun, karena kondisi politik, pabriknya tidak dapat beroperasi dan untuk makan saja hanya mengandalkan uang simpanan. Begitu juga dengan Soeraja, dengan menikahi Purwanti, kehidupannya jauh lebih baik.
4. Urip itu sawang sinawang yang artinya hidup itu hanya saling melihat
Kehidupan Tegar, anak sulung Soeraja banyak diirikan saudaranya yang lain, karena semenjak masih SMP, dia selalu diajak kemana-mana oleh ayah mereka untuk belajar bisnis. Sementara adik-adik mereka hanya di rumah saja. Padahal Tegar sendiri iri dengan adik-adiknya karena adiknya bebas bermain, sementara dia tidak ada waktu untuk bermain karena waktunya selalu habis untuk belajar mengurus pabrik.
Itu tadi resensi singkat Novel Gadis Kretek, . Bagaimana teman-teman, lebih tertarik membaca bukunya ataukah menonton filmnya?
Posting Komentar untuk "Resensi Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala"
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar. Insya Allah saya akan berkunjung balik. Bila berkenan bisa saling follow aku media sosial saya yang lain.