Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mendampingi Gen Z Sukses Wirausaha

Mendampingi Gen Z Sukses Wirausaha
Mendampingi Gen Z Sukses Wirausaha -Katanya Gen Z itu anak yang manja, tidak sabaran, ingin cepat atau instan saja, suka mengeluh dan sifat-sifat lainnya. Lalu benarkah gen Z seperti itu?

Siapa Gen Z 

Gen Z adalah sebutan untuk generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012. Untuk tahun lahir ini ada beberapa perbedaan pendapat menurut beberapa sumber. Namun, kurang lebihnya usia mereka saat ini sekitar 12-27 tahun. Usia di mana saat ini mereka sedang sekolah, kuliah, kerja atau baru menikah.

Kalau dilihat dari tahun kelahirannya anak-anak gen Z lahir saat teknologi internet mulai menyebar di dunia. Jadi, berbagai informasi sangat mudah didapatkan dari media sosial. Wajarlah kalau anak-anak gen Z tidak setangguh anak generasi sebelumnya. Karena generasi sebelumnya kondisinya memang belum seperti saat ini.

Jujur saya iri lho dengan anak Gen Z, sangat mudah mendapatkan informasi. Dulu zaman saya seusia Gen Z, kalau ingin baca buku harus ke rental buku atau pergi ke perpustakaan dan jumlah buku pun dibatasi. Waktu pinjam hanya beberapa hari saja. Sementara saat ini untuk membaca buku sangat mudah karena sudah ada ebook dan banyak perpustakaan online. Ironisnya kemudahan itu jarang dimanfaatkan Gen Z, terbukti minat baca di negara kita masih cukup rendah.

Mendampingi Gen Z Sukses Wirausaha
Source: freepik

Ciri-ciri Gen Z

Anak-anak gen Z sejak kecil sudah terbiasa dengan penggunaan gadget. Sehingga dalam kehidupan sehari gadget adalah mainan. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang asyik mencuri buah tetangga atau mandi di sungai. Supaya lebih paham tentang gen Z, maka sebaiknya ketahui juga ciri-ciri generasi Ini, yaitu:

1. Mahir dalam Teknologi

Sejak lahir, telepon seluler dan internet sudah ada dan mulai berkembang. Jadi, gen Z mempunyai banyak kesempatan untuk belajar teknologi sejak dini. Dengan kemajuan internet pula banyak hal bisa dipelajari secara online.

Hal ini membuat gen Z lebih mahir dalam teknologi dibanding generasi sebelumnya yang baru belajar saat mereka sudah dewasa.

2. Penuh Ambisi

Banyaknya konten di media sosial yang menampilkan kesuksesan di usia muda, seperti umur 20 sudah punya harta ini dan itu. Hal ini akan mendorong gen Z lainnya berambisi mencapai kesuksesan yang sama. 

Sifat ambisi gen Z ini juga akan diikuti sikap tidak puas dengan apa yang telah dicapai. Sehingga mereka akan terus berambisi untuk mencapai kesuksesan lainnya.

3. Lebih mudah berkomunikasi di media sosial 

Gen Z berhubungan dengan orang tidak hanya secara langsung, bahkan mereka lebih banyak berinteraksi menggunakan internet melalui media sosial. Dengan seringnya menggunakan internet tersebut membuat gen Z lebih mudah berkomunikasi di media sosial. Bahkan sering kita lihat saat berkomentar asal ketik saja, tanpa pikir akibatnya. 

4. Kurang bisa menjaga Privasi

Gen Z cenderung lebih suka memamerkan aktivitas harian di media sosial, terkadang hal-hal receh pun mereka kabarkan. Kalau hal baik sih tidak masalah justru akan membangkitkan motivasi gen Z lain. Tetapi, kalau hampir semua kegiatan dikabarkan ke media sosial, tentu hal ini akan berbahaya karena ditakutkan akan dimanfaatkan orang lain.

5. Mudah mengeluh

Sebagian gen Z memang suka mengeluh tentang segala sesuatu yang terjadi. Antri lama mengeluh, tidak dapat pekerjaan mengeluh. Mereka bukannya berpikir mencari solusi, tetapi mengeluh dulu baru cari solusi. Kelihatannya kalau nggak ngeluh, mungkin kurang afdol ya. Ini tentu juga tidak berlaku untuk semua gen Z. 


Oh ya, kebetulan anak saya yang pertama termasuk gen Z, karena dia lahir di tahun 2003. Sifat-sifatnya mirip-mirip dengan yang saya sebutkan di atas. Suka internet, menguasai teknologi, suka ngobrol di sosial media dan juga mempunyai ambisi besar.

Selesai sma anak saya berencana kuliah di luar Madiun. Sebagai orang tua, saya mengiyakan, dengan syarat di universitas negeri. Tak perlu memaksa lewat jalur mandiri yang harus bayar dana pembangunan hingga puluhan juta. Lebih baik kuliah di sekitar Madiun saja, uang pembangunannya bisa digunakan untuk belajar usaha. Qodarullah, dia tidak diterima di Universitas negeri. Sehingga kuliah di daerah saja.

Semenjak masih SMP, anak saya memang sudah sering bantu kakak saya di bengkel. Jadi, pengetahuan tentang mesin sudah menguasai. Saat semester 2, dia mulai merintis usaha servis karburator dan membuat jarum karbu. Alhamdulillah usaha berjalan lancar sedikit demi sedikit. Kurang dari satu tahun omsetnya sudah 100 juta lebih per bulannya. Saat ini dia sudah bisa merekrut 5 temannya untuk membantu menyelesaikan pesanan. 

Senang dan bangga pastinya dan tak henti mengingatkannya untuk jangan sombong dengan apa yang sudah diraih dan terus menjaga sifat baik karena semua adalah titipan. Oh ya, yang ingin pesan karbu bisa hubungi ig, tiktok dan shopee @mantrikarbumadiun.

Mendampingi Gen Z Sukses Wirausaha

Cara Mendampingi Gen Z sukses wirausaha

1. Mengingatkan untuk menjaga kesehatan

Kesehatan itu penting sekali itu yang sering saya ingatkan kepada anak saya. Uang banyak pun tidak berguna kalau badan sakit karena tidak menjaga kesehatan.

Hidup sehat itu bukan untuk ibu, tetapi untuk dirimu sendiri di masa depan bersama keluargamu.

2. Bersikap baik terhadap karyawan

Banyak kejahatan yang dilakukan karyawan kepada Bosnya karena dendam sering diolok olok. Untuk itu, saya sering mengingatkannya kalau bercanda jangan keterlaluan. Kalau teman-teman kerjanya salah, diingatkan baik-baik, supaya mereka tidak dendam.

3. Jangan berhubungan dengan hutang bank 

Awal-awal usaha dulu, anak saya pernah cerita kalau ada bank BUMN yang menawarkan pinjaman hingga puluhan juta. Saya bilang dengan tegas, jangan sekali-kali berhubungan dengan bank untuk hutang. Cukup jadikan bank sebagai alat bantu transaksi saja. Karena sudah banyak contoh orang hancur karena hutang bank. Kalau ingin beli sesuatu dan belum punya uang, ya nabung dulu. Tunggu uangnya kumpul baru beli. Kalau sudah rejeki, insya Allah pasti bisa beli.

4. Sedekah

Dalam setiap harta kita ada hak orang lain. Untuk itu saya juga meminta anak untuk melakukan sedekah. Untuk sedekah pun sekarang sangat mudah karena banyak lembaga yang membantu menyalurkan sedekah kita.

5. Beli barang yang perlu bukan yang diinginkan

Berhubung masih taraf merintis usaha untuk itu saya menyarankan anak saya untuk melengkapi alat-alat bengkel terlebih dahulu. Dan menomorduakan barang-barang yang tidak terlalu berguna.

6. Investasi

Sedikit atau banyak, saya selalu menyarankan untuk investasi, karena usaha mungkin akan ada pasang surutnya. Dengan investasi, saat usaha mengalami penurunan, uang investasi bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Setiap masa mempunyai situasi dan kondisi sendiri-sendiri, itu juga akan berpengaruh terhadap pola asuh dan sifat anak ke depannya. Itu tadi cara saya membersamai Gen Z untuk sukses wirausaha. Bagaimana pandangan teman-teman tentang gen Z, mungkin ada pengalaman yang seru juga nih? 








Posting Komentar untuk "Mendampingi Gen Z Sukses Wirausaha"